Dalam sejarah, kaum Yahudi adalah kaum yang tertindas, kehadirannya selalu dimusuhi, diperangi dan berusaha dilenyapkan. Tengoklah kaum Yahudi pada Nabi Musa yang dikejar-kejar hingga ke Laut Merah, atau semasa Nazi Jerman, konon kaum Yahudi dimusnahkan oleh Hitler dalam kamp-kamp konsentrasi dengan dalih untuk memurnikan ras.
Belakangan para peneliti akhirnya berhasil mengungkap, peristiwa Holocaust, atau pemusnahan ras Yahudi banyak diwarnai oleh bumbu-bumbu kebohongan alias dilebih-lebihkan, semua itu agar seluruh dunia bersimpati pada Yahudi.
Atas nama masa depan yang gelap itulah sebuah ide tercetus oleh Theodore Hezrl, seorang wartawan keturunan Yahudi yang berusaha untuk mengumpulkan yang terserak, tertindas dan menjadi minoritas yang disakiti dalam sebuah negara yang berdaulat.
Tentu saja dengan klaim-klaim kebenaran, bahwa negara atau tanah yang dijanjikan itu adalah sebuah keniscayaan yang harus diperjuangkan bagaimanapun caranya. Maka muncullah sebuah ide tentang zionisme, berasal dari kata zion, nama sebuah bukit yang menjadi tempat Nabi Daud menerima wahyu.
Menghalalkan segala cara itulah yang sedang ditempuh oleh kaum Yahudi saat ini, dengan berupaya untuk merebut tanah warga Palestina, pada tahun 1948 mereka berhasil memproklamirkan berdirinya negara Israel. Negara dengan pemekaran wilayah mencaplok bagian-bagian tanah milik Palestina. Konon sah-sah saja Ia melakukan hal itu, sebab mendapatkan pembenaran dari kitab suci, Talmud, versi perubahan tangan manusia yang memuat unsur-unsur politis didalamnya. Konon didalam talmud itu disebutkan bahwa bangsa di luar mereka adalah binatang seumpama babi dan kera, untuk itulah wajar saja jika kehadirannya layak dimusnahkan. Bahkan untuk memperkukuh ajarannya, Ia membangun ghetto-ghetto, sebuah bangunan tinggi yang tertutup dari dunia luar, untuk melindungi mereka dari serangan ‘binatang’ dari luar diri mereka. Itulah salah satu pemikiran merusak mereka sehingga menghalalkan pertumpahan darah pada bangsa di luar Yahudi.
Ideologi Tertindas
Ideologi yang tertindas, itulah pernyataan yang tepat bagaimana untuk menggambarkan doktrin ajaran mereka. Karena sejarah mereka selalu kelabu, diwarnai pertumpahan darah dan dimana langit dipijak disitu kaum Yahudi dimusnahkan, maka dengan sendirinya mereka menciptakan tata nilai pertahanan diri mereka sendiri. Padahal di mata bangsa-bangsa lain, setiap kali ada bangsa Yahudi disitu selalu terjadi kerusakan, maka wajar saja jika kehadirannya membuat mata dunia tak pernah berhenti untuk mengawasi gerak-geriknya.
Sepak terjang bangsa ini sangat licik, di Amerika, Ia bergabung dengan Parlemen Knesset untuk ikut merumuskan kebijakan Amerika agar mengikuti selera mereka ataupun melindungi mereka. Amerika sendiri tidak dapat berbuat banyak karena banyak diantara mereka yang punya cukup uang untuk menyetir parlemen di Amerika. Bahkan sampai hari ini, presiden terpilih Obama tak bisa bersikap tegas terkait dengan masalah agresi militer.
Ilmuwan Perusak
Bangsa ini oleh Allah sengaja diberikan surga dunia, meskipun Ia hanya minoritas tetapi kehadirannya banyak mewarnai sejarah, tetapi bukan membuat sejarah bertambah beradab tetapi justru merusak. Tengoklah tokoh-tokoh seperti Karl Marx, Frederich Nietszche, Sigmund Freud, Samuel Huntington, Isac Newton, Benjamin Franklin, Albert Einstein, Alfred Nobel dan Charles Darwin mereka semua adalah orang-orang Yahudi punya sumbangsih besar untuk mengobrak-abrik rancang bangun ilmu pengetahuan menjadi bengis.
Karl Marx pencetus komunisme berawal dari filsafat materialismenya, menganggap yang ghaib pastilah tidak ada, Ia lebih percaya listrik daripada percaya Allah yang menciptakan listrik. Karl Marx ini pencetus dasar filsafat materialisme yang sekarang ini banyak menjangkiti alam pikiran filsafat modern yang sama sekali tak memberi tempat bagi keberadaan Allah dan seluruh eksistensinya. Melalui Karl Marx pula sebuah negara utopis yang akan diwujudkan menjadi sebuah ladang pembantaian besar-besaran sebab negara utopis itu tak akan terwujud. Sebuah negara tanpa kelas, tanpa strata sosial, tanpa kepemilikan pribadi, atau dalam slogannya yang terkenal, sama rata sama rasa ternyata hanya impian di tengah hari bolong.
Nietzche lebih gila lagi, filosof Jerman ini terpedaya oleh pemikiran Marx dengan terang-terangan menyatakan the god is tott—tuhan telah mati, hal ini karena pemikiran materialismenya benar-benar telah mendarah daging dan terang-terangan menolak agama. Karl Marx menyatakan agama adalah candu yang menina bobokkan masyarakat, sebab kehadirannya membuat masyarakat jadi kehilangan produktivitasnya. Seorang psikolog Austria, Sigmund Freud dengan pandangan nyelenehnya yang mengatakan bahwa sejak dahulu manusia dididik untuk menyalurkan nafsu kebinatangannya, naluri biologisnya atau yang disebut idmengatakan bahwa perilaku orang-orang beragama seperti sebuah gejala neurosis atau orang yang sakit jiwa, sebab, kerap kali para pelaku agama itu melakukan hal seperti orang yang kesurupan.
Didalam bidang ilmu pengetahuan fisika, kita juga mencatat bagaimana mereka melakukan sebuah pergerakan yang menjadikan tatanan dunia pengetahuan menjadi kacau. Albert Einstein dengan relativitasnya menjadikan semua peradaban termasuk Islam sebagai sumber kebenaran menjadi relatif pula, tidak ada yang mutlak, sehingga kebenaran agama patut kita pertanyakan. Einstein yang terkenal dengan teori relativitasnya, adalah perancang nuklir yang menyebabkan sebuah perang maha dahsyat yang tidak ada duanya di dunia ini, belum juga Alfred Nobel pembuat dinamit, Benjamin Franklin, politikus Amerika keturunan Yahudi yang penemu petir sebagai daya listrik, semua ilmu pengetahuan yang pada dasarnya netral, atau untuk kemanfaatan orang banyak, oleh mereka justru disalah gunakan untuk kepentingan merusak tatanan dunia yang damai.
Ilmuwan Pembohong
Tetapi diantara tokoh-tokoh Yahudi yang terlibat untuk perusakan dunia, ada catatan khusus untuk dua orang ilmuwan yang akan disebutkan ini, yakni Charles Darwin dan Samuel Huntington, dua orang ini tak hanya merusak dunia, tetapi pandangan-pandangannya penuh dengan tipu muslihat dan kebohongan.
Charles Darwin misalnya, terang-terangan Ia mengatakan dalam bukunyaOrigin of Species kalau nenek moyang manusia berasal dari kera—sesuai dengan isi tamud bukan? Ekses dari pemikiran ini begitu besar, yakni sebuah restu untuk diskriminasi ras, perang dan dominasi hukum rimba, bahwa ras yang terkuatlah yang menang. Bahkan seluruh dunia mengelu-elukannya, Ia justru salah dalam metodologi, hanya mengandalkan objek pengamatan, sebuah metodologi yang sudah kadaluarsa beberapa abad yang lalu seiring dengan hadirnya eksperimentalisme.
Sedangkan Samuel Huntington, seorang politikus, orientalis negara dunia ketiga mengatakan bahwa akan terjadi benturan Islam dan Kristen, hal ini berawal dari asumsi bahwa Kapitalis mencari sparring partner baru setelah era komunisme runtuh. Sparring partner itu tak lain adalah Islam. Hanya saja citra islam yang digambarkan Huntington selalu identik dengan pedang, teroris, dan kejelekan lainnya.
Apakah tesis Huntington ini benar? Kita lihat, sama sekali Islam tak pernah menjajah negara lain, Islam justru dimusuhi, berusaha dihancurkan dan diintimidasi oleh Yahudi, maka jelas sekali kalau tesis Huntington diwarnai kebohongan.
0 comments:
Post a Comment